Senin, 22 Juni 2020

UKI Paulus dan International Oraganization for Migration



GAUNG-Selasa (22/06) tepatnya di Gedung Lilin UKI Paulus Makassar, berlangsung dengan resmi proses penandatanganan MOU bersama International Organization for Migration (IOM) yang dihadiri oleh Rektor UKI Paulus, Agus Salim,S.H.,M.H. beserta jajarannya dan Mr. Son Ha Dinh selaku program Coordinator beserta reka-rekannya. Di kota Makassar, UKI Paulus  merupakan universitas ke-2 yang bekerja sama dengan IOM setelah Universitas Hassanuddin (UNHAS).

Menurut Wakil Rektor bidang kerjasama Dr. Natalia Paranoan, hubungan ini penting dilakukan  karena memberikan kepentingan bagi dua belah pihak. Para mahasiswa migran dapat memperoleh ilmu dari UKI Paulus sedangkan mahasiswa regular dapat menambah wawasan dan memperoleh kesempatan  meningkatkan kemampuan bahasa inggris dengan berkomunikasi bersama.

International Organization for Migration (IOM) adalah lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di bidang imigrasi dan telah memiliki 173 kantor dari seluruh dunia. IOM telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia sejak tahun 1979, sedangkan di kota Makassar sendiri sudah bekerja sama dengan pemerintah dari tahun 2009. IOM berada di beberapa sekolah di Indonesia ataupun Universitas untuk memberikan akses pendidikan ke para migran, tidak hanya itu lembaga ini  juga memiliki program Building Healthy City  dimana program ini membantu mendampingi orang-orang yang tidak mampu di daerah-daerah kumuh untuk mengakses sarana kesehatan.




Dalam sambutannya, Rektor UKI Paulus mengatakan bahwa ini merupakan salah satu bentuk rasa kemanusiaan dari kampus untuk menerima tamu migran yang akan berkuliah secara gratis, dan mereka di bebaskan untuk memilih program studi yang diinginkan. Saat ini sudah ada 8 orang yang telah berkuliah, fakultas Hukum, Informatika dan Akuntansi menjadi pilihannya.

Tujuan utama proyek ini  ada di migran muda di Indonesia, maka dari itu sangat penting bagi IOM untuk bekerja sama dengan sekolah-sekolah agar para migran bisa belajar dan beradaptasi dengan  masyarakat Indonesia.

“Harapannya bagi para pengungsi mereka bisa mengikuti peraturan yang ada di sini, belajar dengn baik, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, bisa membina hubungan yang baik dengan mahasiswa disini dan kami juga berharap mahasiswa disini bisa belajar mengenal dengan baik dan bagaimana situasi para pengungsi, karena pengungsi ini rata-rata berbahasa bahasa inggris kami harap para mahasiswa bisa juga belajar bahasa inggris dari para pengungsi,” ungkap Mr. Son Ha Dinh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar